Pontianak (Senin, 21/10/2024) — Kedekatan dan interaksi seorang hamba dengan Al-Qur’an harus dimulai dari berbagai praktik pembiasaan, pendampingan, serta pengarahan. Konsistensi dari interaksi dengan Al-Qur’an (keistiqomahan) terjadi setelah melewati proses yang panjang. Sebagai salah satu upaya memfasilitasi proses tersebut, Balai Tahfidzul Qur’an (BTQ) melaksanakan program MBQ (Malam Bersama Al-Qur’an) bagi seluruh santri Kampus 1 dan Kampus 2. Melalui program ini, anak-anak diajak untuk menghidupkan malam dengan Al-Qur'an, sebagaimana yang seharusnya dilakukan oleh para penghafal Al-Quran.
Malam Bersama Al-Qur'an (MBQ) merupakan program rutin yang dilaksanakan per-tiga bulan. Sedikit berbeda dari pelaksanaan sebelumnya, program MBQ kali ini dilaksanakan serentak di satu tempat, yaitu di Masjid Kapal Munzalan Pontianak. Program MBQ diinisiasi untuk mengenalkan dan membiasakan anak-anak terhadap interaksi dengan Al-Qur’an, serta praktik ibadah lainnya. Kegiatan dimulai pada Sabtu (19/10) dengan penyampaian Shirah Nabi Muhammad dan seorang yang diuji penglihatannya (tunanetra) oleh Ustadz Sapto. Anak-anak mendengarkan dengan saksama, lalu beberapa anak menyampaikan impresi dan memberikan tanggapan mengenai kisah tersebut.
Sesi MBQ pada Sabtu malam diakhiri dengan makan bersama, persiapan tidur dan bersih-bersih, serta istirahat. Para santri kembali dibangunkan pada Ahad (20/10) dini hari untuk melaksanakan tahajud berjama’ah. Pelaksanaan sholat tahajud menjadi salah satu agenda yang istimewa dalam pelaksanaan MBQ kali ini, karena sholat dilakukan di halaman Masjid Kapal Munzalan Pontianak. Pelaksanaan tahajud dengan udara segar dini hari dan terangnya bulan menjadi pengalaman menyenangkan bagi para santri. Anak-anak bahkan memberikan respon positif, mereka antusiasi dan sangat bersemangat melaksanakan tahajud berjama’ah. Pembiasaaan sholat tahajud memiliki ayat penguat sebagai motivasi bersama, yaitu Qs. Al-Isra’ (17):79.
وَمِنَ الَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهٖ نَافِلَةً لَّكَۖ عَسٰٓى اَنْ يَّبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُوْدًا
"Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji" (Qs. 17:79).
Setelah melaksanakan tahajud berjama’ah, para santri muro’jaah bersama (halaqoh Qur’an), melakukan persiapan sholat subuh, dan melaksanakan sholat subuh berjama’ah. Setelah pelaksanaan shiolat subuh, kegiatan dilanjutkan dengan tilawah Al-Qur’an dan senam pagi. Lebih dari sekedar peregangan tubuh, tetapi senam pagi juga merupakan upaya untuk membentuk enerasi Qur’ani dengan salah satu shifatul muslim (Gagasan Hasan Al-Bana), yaitu qowiyyul jismi. Salah satu sifat ideal seorang muslim adalah memiliki tubuh yang sehat dan kuat, agar seorang muslim mampu melaksanakan ibadah sebaik-baikmya. Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan sesi Santri Berbagi. Para santri diajak oleh para pengajar untuk mengelilingi sekitaran masjid untuk berbagi kepada tetangga sekitar. Ayat rujukan sesi santri berbagi adalah QS. Al-Hadid (57): 18.
إِنَّ ٱلْمُصَّدِّقِينَ وَٱلْمُصَّدِّقَٰتِ وَأَقْرَضُوا۟ ٱللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَٰعَفُ لَهُمْ وَلَهُمْ أَجْرٌ كَرِيمٌ
"Sesungguhnya orang-orang yang membenarkan (Allah dan Rasul-Nya) baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya akan dilipatgandakan (pembayarannya) kepada mereka; dan bagi mereka pahala yang banyak" (Qs. 57:18).
Para santri mengikuti rangkaian sesi dalam program MBQ dengan penuh semangat dan antusias. Euforia keceriaan dari berbagai aktivitas yang dilaksanakan, diharapkan dapat memfasilitasi para santri untuk membiasakan diri dan lebih bersemangat dalam berinteraksi dengan Al-Qur’an. Selain itu, program MBQ juga diharapkan dapat mempupuk jiwa sosial kemanusiaan (melalui kegiatan berbagi), dan mempererat ukhuwah islamiyah antara para santri BTQ Kampus 1, para santri BTQ Kampus 2, serta seluruh pengajar BTQ. Semoga kegiatan ini berdampak positif bagi pembiasaan para santri dan dapat kebiasaan tersebut dapat diaplikasikan di rumah masing-masing dengan pengarahan serta pendampingan dari wali santri.
Comentarios