Kubu Raya, Kolaborasi antara sekolah dan orang tua merupakan kunci dalam mewujudkan praktik belajar yang kondusif. Komunikasi yang terbuka dan efektif antara sekolah dan orang tua memungkinkan adanya sinergi dalam menyediakan pendidikan yang kondusif, melalui pengenalan serta pembiasaan hal-hal baik yang disampaikan secara efektif. Selain itu, kolaborasi juga dapat membantu mengatasi berbagai masalah yang dihadapi peserta didik secara lebih efektif. Sekolah memiliki catatan perkembangan akademik peserta didik di lingkungan belajar, sementara orang tua terlibat langsung dalam keseharian anak selama di rumah. Dengan saling berbagi informasi, keduanya dapat menyusun strategi pembelajaran yang lebih efektif dan sesuai dengan kebutuhan individu peserta didik.
Sebagai salah satu praktik dari pelaksanaan pendidikan kolaboratif bersama orang tua, pembagian rapor peserta didik di KB/TK PASAY Kampus 3 juga diisi dengan silaturrahim wali kelas dan wali santri. Lebih dari sekadar penyerahan rapor hasil belajar, agenda ini juga menjadi wadah komunikasi antara pihak sekolah dan orang tua. Wali kelas memberikan penjelasan mengenai perkembangan akademik, sosial, dan emosional peserta didik selama berada di sekolah, sedangkan wali peserta didik menanggapi sekaligus berkesempatan mendiskusikan berbagai hal terkait perkembangan anak. Melalui kesempatan ini, wali peserta didik akan mendapatkan gambaran komprehensif mengenai perkembangan anak selama mereka berada di sekolah, sedangkan wali kelas akan memperoleh informasi, masukan, bahkan saran dari orang tua terkait kehidupan sehari-hari anak di rumah, minat dan bakat yang perlu dikembangkan, serta kendala yang dihadapi dalam keseharian anak di rumah. Dengan demikian, terjalin komunikasi dua arah antara orang tua dan sekolah.
Selama pertemuan berlangsung, para wali peserta didik (secara bergantian) antusias berbagi cerita mengenai perkembangan anak-anak mereka setelah mengikuti pembelajaran semester gasal tahun ajaran 2024/2025. Salah seorang wali peserta didik dari kelas KB menceritakan bahwa anaknya telah mampu mempraktikkan adab makan secara mandiri tanpa perlu disuapi. Sementara itu, wali murid lainnya menuturkan bahwa anak mereka telah mengaplikasikan hadist dan nasihat yang disampaikan oleh guru di sekolah dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika melihat orang tua makan sambil berdiri, anak akan mengingatkan untuk makan sambil duduk dan kemudian membacakan hadits larangan makan dan minum sambil berdiri.
Dalam kesempatan tersebut, para wali kelas juga memberikan pesan kepada orang tua agar senantiasa mendukung anak-anak dalam menerapkan kebiasaan baik yang telah dipelajari di sekolah. Selama masa liburan semester, peserta didik diharapkan tetap konsisten menjalankan ibadah yang telah dibiasakan dalam aktivitas sekolah, seperti sholat, mengaji, serta menghormati orang tua dengan membantu pekerjaan rumah. Dengan demikian, masa libur semester ini tidak menyurutkan semangat pembiasaan terhadap berbagai adab dan praktik baik, melainkan menjadi kesempatan untuk semakin membiasakan karakter positif kepada seluruh peserta didik.
Comments