top of page

Khataman Al-Qur'an Bahagia Masjid Kapal Munzalan Indonesia


Kubu Raya, 23 Juli 2024 – Suasana penuh syukur dan bahagia menyelimuti Masjid Kapal Munzalan Indonesia pada hari Selasa, 23 Juli 2024. Setelah melaksanakan Dzuhur berjama’ah, para santri Penerima Amanah (SPA) melaksanakan rutinitas One Day One Juz seperti biasanya. Namun demikian, hari ini menjadi berbeda karena bertepatan dengan Khataman Qur’an Bahagia Seri ke 54. Tasyakuran ini merupakan wujud dari rasa syukur atas karunia Allah SWT yang senantiasa mengizinkan Masjid Kapal Munzalan Indonesia untuk berlabuh dalam deru napas ayat-ayatNya yang mulia.


Melalui kesempatan ini, Musyrif Amal Pendidikan—Al ustadz Hanafi—berkesempatan untuk menyampaikan nasihat serta pengingat, bahwa dunia bagaikan medan peperangan. Manusia harus selalu siap sedia dengan senjata terbaik untuk dapat menyelesaikan misi kehidupannya, sehingga dapat "berpulang" setelah sungguh-sungguh melakukan perlawanan: melawan hawa nafsu dunia, melawan kebathilan, dan berbagai ujian kehidupan.


Senjata yang Allah sediakan istimewa bagi umat muslim adalah doa. Sayangnya, manusia terkadang abai pada senjata utama (doa), luput dan terlena dengan hal-hal material di depan mata. Manusia mengira bahwa harta, jabatan, dan "hal-hal yang seolah tergenggam" dapat memberikan jaminan keamanan dan kebahagiaan, padahal segala yang tampak di mata adalah semu dan tidak kekal adanya. Material semu itu selalu punya dua cabang peluang, yaitu dapat menjadi wasilah manusia menuju Surga-Nya atau bahkan sebaliknya.

Adapun doa yang dilangitkan akan selalu mengarah pada satu tujuan, menjadi wasilah yang terhubung langsung dengan sebaik-baik pemilik kehidupan.


Sebagaimana kalamNya,


وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ


Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran (QS. Al-Baqaroh:186)


Adapun dalam riwayat lainnya, sebuah hadits yang termaktub dalam Kitab Riyadhus Shalihin karya Imam Nawawi, Kitab Ad-Da’awaaat juga menyampaikan tentang Keutamaan Doa.


وَعَنِ ابْنِ مَسْعُوْدٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ: أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقُوْلُ: اللَّهُمَّ إنِّي أسْألُكَ الهُدَى، وَالتُّقَى، وَالعَفَافَ، وَالغِنَى – رَوَاهُ مُسْلِمٌ


Artinya: “Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Nabi ﷺ biasa membaca doa: Allahumma inni as-alukal huda wat tuqo wal ‘afaafa wal ghina (Artinya: Ya Allah, aku memohon kepada-Mu petunjuk, ketakwaan, sifat ‘afaf–terjaga dari yang haram dan menahan diri darinya–, dan sifat ghina–kaya hati, merasa cukup dari apa yang ada pada manusia dan apa yang ada di tangan mereka–,” (HR. Muslim).


Doa yang dipanjatkan dengan kesungguhan akan menjadi benteng pertahanan berupa hidayah (petunjuk terbaik), ketaqwaan, dijauhkan dari hal-hal yang tidak halal, dan juga hati yang selalu bisa merasa cukup.


Semoga pengingat ini menjadi wasilah bagi kita untuk senantiasa menengadahkan tangan dan terbiasa berdoa dalam segala kesempatan.


Berdoalah sebanyak-banyaknya, sebab Allah Maha Mengabulkan seluruh pinta.

Commentaires


bottom of page