Pontianak (Rabu, 09/10/24) – Proses pembelajaran efektif didapatkan saat anak terlibat secara langsung dalam memperoleh informasi melalui eksplorasi yang dilakukan. Sebagai upaya memfasilitasi proses tersebut, KB/TK PAS AY Kampus 3 melaksanakan kegiatan percobaan ilmiah, yaitu menggembungkan ikan buntal buatan pada hari Rabu (09/10). Eksperimen ini mengenalkan anak pada wujud reaksi kimia sederhana dari interaksi soda kue dan larutan cuka. Peserta didik diajak untuk mengenal reaksi kimia sederhana melalui keterlibatan langsung dalam praktik sains. Keterlibatan peserta didik diharapkan dapat berdampak positif bagi proses perkembangan anak, sekaligus menumbuhkan minat mereka pada ilmu pengetahuan.
Bunda guru mengenalkan bahan-bahan percobaan, yaitu balon berisi soda kue dan wadah berisi cuka. Kemudian, anak-anak diperlihatkan reaksi kimia yang terjadi ketika balon berisi soda kue dipasangkan ke wadah bercorong yang telah diisi larutan cuka. Anak-anak sangat antusias melihat balon yang perlahan menggembung tanpa ditiup. Balon terus menggembung menyerupai ikan buntal. Bunda guru kemudian menjelaskan secara sederhana, bahwa cuka memiliki zat istimewa yang bereaksi aktif dengan soda kue, sehingga menghasilkan gas karbondioksida yang dapat menggembungkan balon tanpa ditiup. Dengan didampingi para guru kelas, peserta didik dibagikan balon berisi soda kue dan berkesempatan untuk ‘membuat’ ikan buntal dengan balon masing-masing.
Percobaan ilmiah ini memiliki banyak manfaat yang dapat mendukung tahapan perkembangan anak usia dini lhoo. Dalam satu kegiatan interaktif, anak-anak difasilitasi untuk melatih keterampilan afektif, kognitif, kemampuan motorik halus, dan perkembangan sosial-emosional. Berikut adalah manfaat yang didapatkan dari aktivitas menggembungkan ikan buntal buatan.
Stimulus afektif diperlukan agar minat belajar dan motivasi anak senantiasa bertumbuh, terutama dalam konteks pembelajaran sains pada jenjang lanjutan. Melalui pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna, diharapkan dapat membangkitkan minat belajar anak, membentuk sikap positif terhadap ilmu pengetahuan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik di masa mendatang.
Stimulus kognitif didapat melalui proses pengamatan, perbandingan bentuk, mengenal reaksi kimia sederhana, dan mengenal konteks sebab-akibat. Stimulis kognitif bermanfaat bagi peningkatan kemampuan berpikir kiritis peserta didik, mengembangkan kemampuan problem solving (peneyelesaian masalah), meningkatkan rasa ingin tahu, dan menguatkan pemahaman anak terhadap konsep sains.
Stimulus motorik halus anak dilatih dengan aktivitas yang melibatkan koordinasi tangan-mata, presisi gerakan tangan saat memasang balon ke corong wadah, dan kekuatan otot jemari. Stimulasi ini bermanfaat bagi perkembangan kemandirian, persiapan untuk menulis/menggambar, serta melatih konsentrasi peserta didik.
Stimulus perkembangan sosial-emosional bermanfaat bagi perkembangan komunikasi melalui interaksi kepada guru dan teman sebaya, empati (saat melihat teman lainnya berhasil melakukan eksperimen sesuai instruksi), percaya diri (saat berhasil melakukan percobaan ilmiah), pengendalian diri (saat hasil percobaan yang dilakukan tidak sesuai instruksi), serta keingintahuan (memicu rasa ingin tahu, berani bertanya, dan bersemangat mempelajari hal-hal baru). Stimulus ini bemanfaat bagi keteranpilan anak beradaptasi dan kesejahteraan emosional.
Eksperimen ilmiah sederhana ini juga dapat dilakukan di rumah bersama Ayah/bunda lho… Kehadiran dan pendampingan orang tua berperan penting dalam meningkatkan kepercayaan diri serta pengembangan potensi yang dimiliki peserta didik secara optimal.
Comentarios