top of page

Program Character Building SD MAY School: Ajak Anak Mengenal Siklus Doa Harian

Kubu Raya (Sabtu, 24/08/24) – Karakter anak merupakan hasil dari penginderaan, pengenalan, dan pembiasaan. Pengalaman langsung merupakan jalan utama dalam menstimulus perkembangan anak. Anak-anak cenderung lebih mudah mengadopsi informasi dari hasil aktivitas melihat, mendengar, merasakan, mencium, atau mengecap. Informasi yang didapat dari proses penginderaan, akan diproses oleh otak menjadi pemahaman terhadap konsep tertentu. Pemahaman dan pembiasaan seperti mata uang dengan dua sisi. Anak-anak akan memiliki motivasi personal dalam melakukan sesuatu ketika mereka memahami alasan dari tindakan yang dilakukan. Adapun pemahaman dapat menjadi akhlak baik ketika dilakukan dan dilatih dengan pembiasaan.


Sebagai salah satu cara dalam mengupayakan pemahaman dan pembiasaan adab serta akhlak kepada peserta didik, SD MAY School rutin melaksanakan program Character Building. Program ini dilaksanakan di Munzalan Tower lantai 3, tepatnya di kawasan SD MAY School. Pada Jum’at (23/08/24), Bunda Yaya—Al Ustadzah Siti Rasmiyah—menyapaikan materi yang diamanahkan langsung oleh Ayah Man—Al Ustadz Luqmanulhakim—untuk disampaikan kepada para peserta didik di SD MAY School, yaitu materi siklus doa. Seluruh peserta didik dan pengajar mendengarkan penyampaian dengan antusias dan saksama.


Bunda Yaya memulai penyampaiannya dengan mengingatkan bahwa doa merupakan hal yang sangat penting bagi seorang mu’min. Kita harus membiasakan diri untuk berdoa di setiap waktu, terutama setelah dzikir sehabis melaksanakan sholat. Doa adalah jalan untuk menjemput pertolongan Allah dalam mengabulkan pengaharapan, sebagaimana Allah firmankan dalam Al- Qur’an.


Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.” [QS. Gafir (40):60] 

 

Anak-anak dikenalkan dan diajak untuk mempraktikkan siklus doa harian bagi diri sendiri, kedua orang tua, dan keluarga setiap harinya. Bunda Yaya mengajak seluruh peserta didik untuk melafalkan doa bersama-sama dan menghafalkannya. Tidak hanya itu, beberapa anak bahkan berani mencoba untuk melafalkan doa secara mandiri, berganti-gantian. Siklus doa yang diajarkan adalah sebagai berikut.


  • Waktu subuh

Waktu subuh saat langit masih gelap, manusia yang terbangun untuk beribadah dan berdoa seperti petualang siap memulai perjalanan. Sebagaimana persiapan, kita sangat perlu ridho Allah untuk memberikan keberkahan dan kemudahan, sehingga aktivitas yang akan dilakukan sampai menjelang tidur Kembali mendapatkan ‘izin’ dari pemilik kehidupan. Dengan begitu, waktu subuh adalah waktu yang diajarkan untuk berdoa meminta keberkahan dan kemudahan bagi diri sendiri dan keluarga.


  • Waktu Dzuhur dan Ashar

Dua waktu sholat ini dilakukan manusia saat sedang beraktivitas, sedang prduktif istilahnya. Ibarat petualang yang masih dengan semangat penuh melanjutkan perjalanan, sama halnya dengan para pekerja yang sedang menyelesaikan amanah, juga para peserta didik yang sedang menuntut ilmu, serta para pengajar yang sedang memberikan pengajaran di kelas. Produktivitas manusia dapat terlaksana dan menghasilkan karya ketika Allah menitipkan nikmat Kesehatan, sehingga dengan karya tersebut Allah titipkan pula rezeki dari pintu-pintu yang Ia kehendaki. Pada dua waktu sholat ini, anak-anak diajarkan untuk mendoakan diri sendiri dan kedua orang tua, semoga Allah memberi kemudahan dalam mencari rezeki, memberikan kesehatan, dan membukakan pintu-pintu rezeki yang halal.


  • Waktu Maghrib

Ibarat petualang yang telah menjalani perjalanan produktif seharian, fase peralihan dari siang ke malam adalah waktu yang diajarkan untuk merenung dan memohon ampunan. Sehari penuh beraktivitas, ada banyak peluang bagi manusia untuk melakukan yang Allah larang atau menyakiti manusia lainnya, dalam perkara yang disengaja maupun yang tidak disengaja.


  • Waktu Isya

Waktu Isya adalah momen sebelum manusia menjalani kematian sementara (tidur). Tidak ada jaminan bahwa hari esok masih Allah berikan kesempatan untuk memperbaiki diri dan menebar kebermanfaatan. Maka dari itu, pada waktu Isya anak-anak diajarkan untuk berdoa memohon umur yang Panjang dalam ketaatan. Dengan demikian, hari esok dapat menjadi peluang untuk menciptakan amal soleh baru, kesempatan baru untuk memberikan kebermanfaatan.

 

Semoga pengenalan siklus doa harian ini dapat membentuk pemahaman yang mendalam. Dengan begitu, materi yang disampaikan tidak hanya menjadi informasi, namun juga diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Peranan orang tua di rumah sangat berarti dalam memberikan pendampingan, sehingga siklus doa harian dapat diinternalisasikan dalam kehidupan jangka panjang. Semoga materi kali ini menjadi wasilah agar para peserta didik senatiasa terbiasa berdoa pada setiap kondisi dalam kehidupan, terutama setelah sholat sebagaimana yang diajarkan.

 

Berdoalah sebanyak-banyaknya, sebab Allah sangat mampu memberikan keinginan setiap hamba yang dimohonkan di dalam doa (Qs. 40:60). Allah Maha Mendengarkan dan Allah Maha Mengabulkan.

 

Allah Maha Mendengarkan, Allah Maha Mengabulkan.


Comments


bottom of page