top of page

Program Dhuha Every Day

Diperbarui: 22 Jul

Manusia sejatinya lahir dalam keadaan fitrah, yaitu 'bersih' dan beriman kepada Allah. Namun demikian, kesadaran beriman pada setiap manusia dipengaruhi oleh pengetahuan yang didapatkannya melalui aktivitas penginderaan, seperti melihat, mendengar, serta melakukan berbagai pengalaman. Maha kuasa Allah menciptakan makhluk istimewa bernama manusia. Meski dicipta dengan bentuk sebaik-baiknya (QS. At-Tin (95): 4), namun manusia adalah makhluk yang terbatas. Dalam keterbatasannya, manusia memerlukan mediator dan fasilitator untuk mengoptimalkan berbagai hal, termasuk pemerolehan pengetahuan. Tanpa bimbingan dari Allah melalui wasilah pengetahuan, pemahaman manusia tentang keyakinan berpeluang memiliki arah yang salah.


Lalu, bagaimana seorang anak dapat mengenal Allah sebagai Tuhannya?


Seseorang memerlukan rangkaian proses panjang sehingga dapat mengenal Allah sebagai Tuhan dan mampu memaknai peranannya sebagai hamba di muka bumi (serta tugas dan tujuan penciptaan yang telah Allah sediakan). Proses tersebut membutuhkan pengarahan sejak usia awal (kanak-kanak) melalui pengenalan dan pembiasaan terhadap kewajiban yang Allah hadirkan (perintah maupun larangan). Sebagaimana riwayat mengatakan, proses mengenal Allah sebagai cikal bakal keimanan seseorang diupayakan melalui dua rukun (tiang), yakni rukun iman dan rukun Islam. Rukun iman adalah pokok-pokok kepercayaan, sedangkan rukun Islam tidak dimaknai sebagai pokok-pokok keselamatan (Zarkasyi, 2014, h. 1). Rukun Islam dimaknai sebagai pokok-pokok kewajiban. Dengan demikian, perlu disadari bahwa sejatinya manusia mengenal kepercayaan melalui pelaksanaan kewajiban yang dimulai dari pengenalan dan pembiasaan.


Pengenalan dan pembiasaan merupakan dua upaya yang digaungkan oleh Bagian Pendidikan Anak Usia Dini dan Tingkat Dasar di lingkungan Pondok Masjid Munzalan Ashabul Yamin. Para peserta didik di KB/TK PASAY dan MAY School (jenjang sekolah dasar) difasilitasi untuk terbiasa beribadah melalui program Dhuha Everyday (Sholat Dhuha setiap hari) secara berjama’ah sebelum memulai aktivitas pembelajaran formal dengan didampingi oleh Ayah/Bunda Guru. Program ini menjadi salah satu upaya pengenalan dan pembiasaan terhadap perintah Allah. Selain mengenalkan dan membiasakan anak-anak, mereka juga akan difasilitasi oleh guru untuk mengenal alasan pentingnya beribadah dalam penjelasan dan pemaparan di kelas. Secara menyeluruh, diharapkan terbentuk pola seimbang antara pemahaman teoretis serta kondisi praktis peserta didik dalam memaknai keimanan dan peribadahan. Secara jangka panjang, agenda ini diharapkan dapat menjadi salah satu upaya dalam membentuk kesadaran ibadah sejak dini pada diri setiap peserta didik.


Program Dhuha Everyday juga melibatkan peran orang tua untuk bersinergi melaksanakan pembiasaan tersebut pada waktu-waktu di luar jam pembelajaran formal sekolah, seperti saat akhir pekan atau saat masa liburan. Orang tua akan menjadi eksekutor untuk mengingatkan sekaligus menginformasikan praktik baik (sholat dhuha, sholat wajib, dan lainnya) yang dilakukan oleh peserta didik di rumah. Kolaborasi antara sekolah dan orang tua diharapkan dapat memperkuat pemahaman agama pada anak-anak melalui pengenalan dan pembiasaan.

Dengan demikian, program Sholat Dhuha di tingkat KB/TK dan sekolah dasar tidak hanya berfungsi sebagai pengenalan kegiatan beribadah, tetapi juga sebagai praktik pembiasaan anak akan ibadah sebagai kewajibannya hidup di dunia. Program ini menjadi langkah awal dalam mewujudkan generasi penerus bangsa dengan keimanan kuat, terbiasa beribadah, dan siap bergerak membangun peradaban.

Comments


bottom of page