Kubu Raya (17/8/24) – Upacara bendera peringatan HUT Republik Indonesia ke-79 dilaksanakan dengan khidmat di Masjid Kapal Munzalan Indonesia pada Sabtu (17/08/2024). Lebih dari sekadar seremoni, upacara kali ini menjadi momentum refleksi bagi seluruh hadirin untuk merenungkan dan memaknai kemerdekaan secara mendalam. Bukan hanya mengenang jasa para pahlawan, namun juga menjadi pengingat akan tanggung jawab bersama dalam menjaga serta melanjutkan semangat perjuangan dan kemerdekaan dengan napas ketaatan.
K.H. Luqmanulhakim (Ayah Man) menyampaikan banyak pesan dalam amanat upacaranya. Sebagaimana dituliskan dalam naskah Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, kemerdekaan yang kita rasakan saat ini tidak akan pernah terjadi tanpa berkat dan rahmat yang diberikan oleh Allah swt., dan perjuangan pahlawan, ulama serta, guru-guru terdahulu.
Hari ini, seluruhnya kita sedang memperingati sesuatu yang sangat penting, mengenang jasa pahlawan terdahulu yang berkorban dengan jiwa dan raga. Para pahlawan yang menjadi kuat dalam perjuangan karena meniru sosok tauladan utusan Allah sebagai manusia pilihan, Rasulullah ﷺ. Beliaulah yang menjadi panutan pejuang-pejuang terdahulu, menularkan kobaran api semangat yang menyala, menjadi wasilah kita semua sampai hari ini dapat mengenal Allah, mengenal islam, berada dalam ketaatan. Tapak langkah perjuangan yang telah diupayakan itu, tidak boleh dibiarkan lenyap dan menghilang. Kita harus bersatu dan bahu-membahu melanjutkan kemerdekaan dalam ketaatan.
Teruslah bertahan, teruslah melahirkan karya dengan kebermanfaatan, teruslah menciptakan kebaikan.
Nikmat yang Allah izinkan untuk kita rasakan hari ini adalah hasil dari perjuangan orang-orang terdahulu. Mereka yang berkorban, sering kali tidak langsung merasakan hasilnya, tetapi tidak ada satu kebaikan pun yang terlewat dan kehadirannya menjadi sia-sia. Kebaikan yang dilakukan hari ini, adalah bekal untuk diwariskan kepada anak-cucu-generasi penerus kita nanti. Semoga seluruh kita, beserta anak, cucu, dan seluruh keturunan, senantiasa Allah jaga. Sehingga ketika generasi kita wafat, anak-anak tetap mengenal Allah dan senantiasa mengupayakan maslahat bagi ummat.
Kebaikan harus dimulai dari diri sendiri. Setiap kita harus senantiasa memperbaiki pikiran, perkataan, dan prasangka baik kepada Allah. Kebaikan tidak akan pernah mati, sebab dijaga oleh Dzat yang Maha Baik. Berpikirlah dalam kebaikan, berbicaralah yang baik, dan jaga selalu prasangka baik kepada Allah. Orang-orang yang terbiasa dengan hal baik, akan melahirkan hal-hal baik pula. Sebagaimana Firman Allah, kalimat baik bagikan pohon yang akarnya menghujam ke tanah, namun dahannya menembus langit. Seperti kita yang sujud di atas sajadah, namun doa yang dipanjatkan melesat ke asry Allah ta’ala.
“…kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya (menjulang) ke langit” (Qs. Ibrahim (14):24).
Tidak ada doa yang tertolak. Allah dengan kasih sayangNya Maha Mendengar doa setiap hamba, maka berikanlah doa terbaik bagi orang-orang yang Allah izinkan masih membersamai pergerakan dakwah ini, masih senantiasa memberikan kontribusi, para muhsinin, dan seluruh santri.
Semoga Allah menjaga dan melindungi kita, anak-cucu keturunan kita, tanah air kita, sampai hari kiamat kelak. Seemoga Allah meridhoi dan menjadikan negeri ini negeri yang baldatun thoyyibatun wa rabbun ghafur, negeri yang penduduknya beriman dan bertaqwa kepada Allah, tunduk dan patuh dengan perintah, dan menjauhi semua laranganNya. Semoga kebaikan yang kita lakukan hari ini menjadi wasilah Allah perkenankan anak, cucu, dan seluruh keturunan kita menjadi ‘alim ‘alimah, sholih, sholihah, yang tunduk dan patuh hanya kepada syariat Allah ﷻ.
Comments