Pontianak, KB/TK Pesantren Anak Soleh Aulaadul Yamin telah melaksanakan agenda Cooking class pada pekan ini. Pelaksanaan di KB/TK PAS AY Kampus 1 dilaksanakan selama tiga hari (5/11—7/11) karena kegiatan dilakukan secara bergantian sesuai jenjang, sedangkan pelaksanaan di Kampus 3 dilaksanakan dalam satu waktu (8/11). Aroma gurih dari roti isi menyelimuti ruangan sekolah KB/TK PAS AY Kampus 1 selama agenda berlangsung. Para peserta didik berkumpul di ruang depan untuk mengikuti arahan demi arahan membuat roti gulung mayo. Lebih dari sekadar bermain peran menjadi koki cilik dengan melibatkan anak membuat hidangan, agenda ini juga dirancang dengan cermat untuk merangsang berbagai aspek perkembangan. Melalui bimbingan dan pendampingan para guru, para peserta didik di Kampus 1 diajak untuk mengolah roti tawar menjadi roti gulung mayo dengan isian potongan telur rebus, potongan daging olahan, dan saos mayo yang lezat. Adapun demikian, para peserta didik di kampus 3 diajak untuk membuat sate donat. Anak-anak sangat antusias dan bersemangat mengikuti rangkaian kegiatan.
Di KB/TK PAS AY Kampus 1, para peserta didik diberikan selembar roti tawar dari Roti Bahagia yang sudah terjamin kehalalannya. Roti tawar yang telah dipipihkan diisi dengan potongan telur rebus, potongan daging olahan, dan mayones, roti kemudian digulung, lalu dicelupkan ke adonan basah sebelum dibaluri tepung roti. Rangkaian proses terbut dilakukan secara bergantian, setiap anak berkesempatan untuk berkontribusi aktif membuat roti gulung mayo-nya sendiri, tentu dengan pendampingan dan bantuan dari bunda guru. Serupa tapi tak sama, di KB/TK PAS AY Kampus 3, para peserta didik dikenalkan dengan bahan-bahan yang diperlukan untuk membuat sate donat, sekaligus dijelaskan bahwa terdapat produk tertentu yang perlu dihindari karena memberikan dukungan bagi penyerangan saudara kita di Palestina. Setelah itu, para peserta didik diperlihatkan mengenai tahapan-tahapan membuat adonan sate donat serta rangkaian prosesnya hingga adonan selesai digoreng dan siap ditusuk dengan tusuk sate, sebelum diberi topping. Satu persatu peserta didik berkesempatan untuk mengkreasikan sendiri sate donat miliknya.
Dari rangkaian proses tersebut, para peserta didik difasilitasi untuk meningkatkan kemampuan motorik halus mereka, mulai dari menyusun isian hingga membaluri roti tawar dengan tepung roti; dan menusukkan bola-bola donat hingga memberinya topping sesuai selera. Kegiatan ini dapat memfasilitasi latihan koordinasi antara jemari, mata, dan kemampuan mempertahankan konsentrasi anak secara personal. Tidak hanya itu, para peserta didik juga difasilitasi untuk mengembangkan pemahaman mengenai sebab-akibat, urutan proses, dan konsep-konsep dasar sains seperti pengukuran dan pencampuran bahan. Selain itu, para peserta didik juga dilatih untuk terbiasa mengantre (bergantian), dan menghargai hasil selera orang lain (perkembangan sosial-emosional). Adapun demikian, mereka juga belajar tentang pentingnya kebersihan dan menerapkan kerapian melalui pembiasaan cuci tangan serta penggunaan sarung tangan (pada proses membuat roti gulung mayo). Secara tidak langsung, seluruh rangkaian proses dalam agenda ini dapat menunjang kecakapan berbahasa anak melalui pengenalan peserta didik dengan kosa kata baru terkait rangkaian proses yang dijalani (perkembangan bahasa), terlebih, anak-anak juga terlibat dalam komunikasi dengan teman dan para guru selama kegiatan berlangsung. Keterampilan yang dilatih dalam agenda cooking class secara menyeluruh berdampak positif bagi peningkatan perkembangan anak, terutama untuk membantu mereka agar mampu melakukan aktivitas sehari-hari yang membutuhkan presisi secara mandiri.
Selain itu, cooking class juga menjadi sarana yang efektif untuk mengenalkan urgensi memilih makanan yang halal dan thoyib, termasuk kesadaran untuk mencari simbol halal pada setiap makanan kemasan. Pemahaman mengenai makanan halal dan thayyib harus selalu menjadi kebiasaan yang dihadirkan dalam kehidupan anak, sehingga mereka terbiasa untuk peduli terhadap makanan yang dikonsumsi (tidak asal makan). Pembiasaan ini diharapkan menjadi awal dari terbentuknya pemahaman akan urgensi makanan halal bagi setiap muslim. Keterlibatan anak dalam membuat hidangan dengan melewati serangakain proses diharapkan juga akan menjadikan anak-anak lebih menghargai setiap suapan yang mereka makan.
Semoga kegiatan cooking class dapat menjadi wasilah para peserta didik mendapatkan pembelajaran interaktif yang menyenangkan, sehingga semakin memotivasi mereka untuk mengikuti berbagai stimulasi yang diupayakan sekolah untuk menunjang perkembangannya. Semoga dari wasilah cooking class yang dilakukan, kemampuan motorik halus peserta didik semakin berkembang, begitu pula dengan perkembangan sosial emosional, kreativitas, kepercayaan diri, dan kecakapan berbahasa sesuai dengan jenjang masing-masing.
Comments