Kubu Raya, (Senin, 12/08/24) – KB/TK PAS AY (Pesantren Anak Sholeh Aulaadul Yamin) mengawali pembelajaran pada pekan ini dengan melakukan Tasyakuran Dasawarsa yang pertama. Agustus 2024 menjadi pengingat banyaknya nikmat Allah yang diberikan dalam kurun waktu sepuluh tahun perjalanan KB/TK PAS AY di dunia pendidikan. Tasyakuran milad terdiri dari dua sesi, yaitu doa bersama seluruh santri dan doa serta pesan-nasehat dari Ayah Man.
Doa bersama santri dipimpin oleh Bunda Uzlifatul Jannah, selaku Kepala Sekolah KB/TK PAS AY. Dalam suasana khidmat, Bunda Uzlifah bermunajat agar KB/TK PAS AY senantiasa diberikan keberkahan dan senantiasa Allah izinkan untuk memberi kebermanfaatan. Sebagai bentuk kesyukuran, dilakukan juga pemotongan kue bersama para santri. Beberapa anak maju ke depan sebagai perwakilan kelas. Kue dibagikan kepada seluruh anak dan dinikmati bersama-sama.
Adapun pada sesi selanjutnya, agenda dibuka dengan sambutan dari Ayah Subagja — Kepala Bagian Pendidikan Usia Dini dan Sekolah Dasar. Beliau menyampaikan bahwa Pesantren Anak Sholeh Aulaadul Yamin (PAS AY) bukan hanya sekadar nama, tetapi juga merupakan doa bersama. Dari banyaknya jalan menuju keridhoan Allah, kita dipercayakan untuk berkesempatan menjemput ridho-Nya melalui wasilah pendidikan, mendidik anak-anak sehingga dapat tumbuh sebagai manusia sesunguhnya (Abdullah). Cita-cita ini akan senantiasa kita perjuangkan bersama dan selalu dimunajatkan dalam doa. Semoga PAS AY dan seluruh pihak yang terlibat di dalamnya akan selalu diperkanankan Allah untuk berbenah, berkembang, dan menjadi lebih baik ke depannya.
Selain doa-doa baik, agenda Tasyakuran juga menjadi momen muhasabah bersama. Ayah Man mengajak seluruh hadirin untuk mengintrospeksi berbagai pencapaian dan kekurangan, serta menyemangati dalam berbagai perbaikan yang harus diupayakan. Dengan begitu, agenda pendidikan di KB/TK PAS AY diharapkan dapat terus bergerak progresif. Melalui nasihat yang disampaikan, Ayah Man berpesan tentang tiga poin yang harus senantiasa hadir dalam agenda pendidikan, yaitu heart (hati), head (pikiran), dan hand (karya).
Heart (hati) merupakan sensor yang Allah ciptakan untuk manusia. Hati tidak berpihak pada kebohongan dan selalu merindukan hal-hal baik yang benar. Segala hal harus bermuara dari hati, begitu pula proses pendidikan. Hati membutuhkan nutrisi, yaitu kebenaran. Hal-hal yang benar, sunnatullah-nya akan menjadi besar.
Head (pikiran) secara alamiah Allah ciptakan hanya menerima kebenaran, sesuai fakta, sesuai data, bukan rekayasa, dan menolak keburukan. Hal-hal baik yang berasal dari hati, harus selaras dengan pikiran, tidak saling bertentangan. Gagasan dan ide cemerlang bersumber dari hati yang lapang. Kebenaran menjadi bermakna ketika dapat diyakini dengan hati dan diterima oleh pikiran.
Hand (karya/keberanfaatan) adalah output dari keselarasan hati dan pikiran. Niat baik dan ilmu harus diwujudkan dalam karya, Al-Qur’an membahasakannya sebagai amalan sholihat. Berapa banyak generasi muslim saat ini yang tidak mengelaborasi ketiganya secara bersamaan, sehingga muncul manusia yang pintar tapi tidak benar, manusia yang berilmu tapi tidak menghasilkan kebermanfaatan dari ilmu yang Allah titipkan padanya. Generasi muslim harus mampu menciptakan karya, turun kelapangan dan mengambil peran, menjadi bagian dari pergerakan progresif ummat menuju kebangkitan peradaban.
Kemaslahatan harus dibangun seimbang diatas tiga poin tersebut (heart, head, dan hand) secara detail. Pergerakan dan manusia yang berperan di dalamnya tidak bisa hanya sibuk pada hal-hal teoretis atau praktis, keduanya harus diupayakan secara bersamaan. Kemaslahatan tidak dapat dicapai secara parsial. Kemaslahatan harus diupayakan dengan komposisi seimbang antara heart (hati), head (pikiran), dan hand (tangan) secara mendalam. Manusia sebagai pelaku utama dalam pergerakan menuju kemaslahatan tidak boleh terjebak dalam dikotomi antara teori dan praktik. Pemikiran tanpa implementasi yang nyata seperti kerangka bangunan yang tidak selesai dikerjakan. Sebaliknya, praktik tanpa pemikiran yang matang ibarat pohon tanpa akar yang mudah tumbang.
Ayah Man berpesan bahwa heart, head, dan hand harus selalu dielaborasikan dalam pembelajaran di KB/TK PAS AY. Anak diajak untuk “mau” terlebih dahulu, mengenal dan terbiasa pada adab dan akhlak Islami dari contoh yang dilakukan oleh orang tua juga pengajar dalam pembelajaran sehari-hari. Dari kemauan, orang tua dan para pengajar akan melatih anak untuk membentuk kebiasaan. Kebiasaan baik dimulai dari hal-hal basic. Dengan kata lain, 3 H yang telah disampaikan harus hadir dalam setiap langkah pergerakan, adapun setiap langkah kita (pengajar/mu’allim) adalah dakwah yang mengajak pada kebaikan. Semoga Tasyakuran Dasawarsa pertama KB/TK PAS AY menjadi wasilah Allah berikan kelapangan hati dan kelapangan perjalanan, memperkenankan kita untuk selalu istiqomah dan semakin semangat mengemban amanah untuk mewujudkan generasi Rabbani yang dicita-citakan.
Comentários